Kayu Agung, Beritafaktanews.id – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah menjalankan transformasi bisnis besar-besaran dengan fokus pada akuisisi tambang baru, penguatan logistik, dan diversifikasi produk batubara menjadi berbagai produk turunan bernilai tambah. Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan global sekaligus mendukung ketahanan energi nasional.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, memaparkan empat pilar diversifikasi yang menjadi panduan ekspansi 2025–2029, yaitu:
1. Akuisisi tambang baru – sejumlah calon tambang sedang dalam tahap penjajakan.
2. Ekspansi logistik dan infrastruktur – termasuk pembangunan jalur angkutan Tanjung Enim–Kramasan yang ditarget rampung 2026.
3. Hilirisasi energi dan utilitas – proyek mencakup konversi batubara menjadi DME, SNG, methanol, ammonia, artificial graphite, dan asam humat.
4. Pengembangan pembangkit listrik – Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan PLTS di area reklamasi tambang serta fasilitas pertanian.
Turino menegaskan, hilirisasi dapat memberikan nilai tambah hingga 5 kali lipat dibanding penjualan batubara mentah. “Jika produksi 40 juta ton memberi pendapatan Rp 40 triliun, maka hilirisasi berpotensi menjadi Rp 200 triliun,” ujarnya.
Kinerja Keuangan Semester I 2025
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengakui laba bersih semester pertama 2025 turun 59% menjadi Rp 833,04 miliar dari Rp 2,03 triliun tahun sebelumnya. Penurunan dipicu harga batubara global yang merosot dari US$ 140 per ton menjadi US$ 100 per ton.
Meski demikian, pendapatan PTBA tumbuh 4,12% menjadi Rp 20,45 triliun. Peningkatan didorong kenaikan volume produksi lebih dari 40 juta ton dan optimalisasi angkutan batubara yang naik 9% menjadi 19,27 juta ton. Total aset perusahaan juga naik 2% menjadi Rp 42,68 triliun.
PTBA optimistis strategi ekspansi dan hilirisasi akan mengerek pendapatan jangka panjang, sekaligus mengurangi ketergantungan pada harga batubara mentah. (Red-R12-BFN)
