Jakarta, Beritafaktanews.id –
Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya angkat bicara terkait aksi penjarahan rumahnya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal pada Minggu (31/8).
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Senin (1/9), Sri Mulyani menyampaikan rasa terima kasih atas simpati, doa, serta dukungan moral yang diberikan masyarakat.
“Terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” tulis Sri Mulyani.
Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan risiko yang melekat pada jabatan seorang pejabat negara. Sebab, tidak semua kebijakan pemerintah bisa diterima seluruh lapisan masyarakat.
Menurutnya, membangun Indonesia adalah perjuangan yang terjal dan penuh tantangan, namun harus dijalani dengan etika, moralitas luhur, serta berlandaskan konstitusi.
“Sebagai pejabat negara, saya disumpah menjalankan UUD 1945 dan semua undang-undang. Ini bukan soal selera pribadi,” tegasnya.
Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah seharusnya disalurkan melalui mekanisme hukum, seperti judicial review di Mahkamah Konstitusi atau proses pengadilan, bukan lewat aksi anarki.
Ia menegaskan akan terus menjalankan tugas dengan amanah, integritas, profesional, transparan, dan tanpa korupsi. Kritik, sindiran, bahkan makian yang disampaikan masyarakat disebutnya sebagai masukan untuk perbaikan Kementerian Keuangan.
“Terima kasih kepada masyarakat, akademisi, pelaku usaha, hingga netizen yang terus memberi masukan, nasihat, dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu bagian dari proses membangun Indonesia,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Sri Mulyani mengajak seluruh pihak menjaga persatuan dan menolak tindakan kekerasan dalam menyampaikan aspirasi.
“Mari kita bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, menjarah, membakar, atau melukai. Kami mohon maaf bila masih banyak kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” pungkasnya.(R01-R12-BFN)












