banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

Mitra Cina Jadi Potensi dalam Proyek Penghiliran Batu Bara untuk DME

Mitra Cina Jadi Potensi dalam Proyek Penghiliran Batu Bara untuk DME

banner 120x600
banner 468x60

Bandung, Beritafaktanews.id – Perusahaan asal Tiongkok diproyeksikan menjadi mitra potensial PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam proyek penghiliran batu bara untuk menghasilkan dimethyl ether (DME), bahan bakar alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Departemen Komunikasi Korporat dan Hubungan Pemerintah PTBA, Dinna Permana Setyani, dalam acara media gathering yang berlangsung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/10/2025).

banner 325x300

“Sampai saat ini, dari China. Kami masih dalam tahap penjajakan. Jadi masih belum bisa memberikan lebih banyak tentang DME ini,” ujar Dinna kepada awak media.

Produk DME, atau hasil gasifikasi batu bara, dinilai memiliki potensi besar untuk menekan ketergantungan impor LPG bagi kebutuhan rumah tangga nasional. Namun, proyek ini bukanlah hal baru.

Sejak tahun 2009, PT Pertamina (Persero) pernah merencanakan pengembangan DME bersama PT Arrtu Mega Energie, namun tidak berlanjut. Pada tahun 2018, rencana serupa kembali mencuat ketika PT Bukit Asam menandatangani nota kesepahaman kerja sama hilirisasi batu bara dengan Pertamina dan perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemical Inc.

Kesepakatan itu berlanjut dengan pembentukan perusahaan patungan PTBA Penerapan Riau pada 16 Januari 2019. Namun, proyek tersebut kembali tersendat setelah Air Products secara tiba-tiba mundur tanpa alasan yang jelas.

Teknologi DME Tiongkok Sudah Matang

Setelah penarikan diri Air Products, PTBA kembali membuka peluang kerja sama baru dengan calon investor dari Tiongkok. Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, menjelaskan bahwa teknologi gasifikasi batu bara di Tiongkok telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

“Industri pabrik gasifikasi di Tiongkok yang mengubah batu bara menjadi produk kimia, termasuk DME, telah berjalan 20–30 tahun. Jadi teknologinya sudah sangat berkembang,” jelas Turino, dikutip dari laporan Antara, Senin (20/10/2025).

Investor Tiongkok yang Menaruh Minat

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, sebelumnya menyebut bahwa perusahaan Tiongkok yang menunjukkan minat serius terhadap proyek ini adalah East China Engineering Science and Technology Co., Ltd. (ECEC).

> “Sejauh ini hanya ECEC yang menyatakan ketertarikan,” ujar Arsal dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin (5/5/2025).

Namun, Arsal menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait keterlibatan ECEC. Menurutnya, salah satu kendala utama adalah tingginya biaya yang diajukan oleh calon mitra, yang dinilai belum sesuai dengan proyeksi keekonomian DME versi Kementerian ESDM.

> “Ini menjadi tantangan yang harus kami pecahkan agar proyek tetap layak secara finansial dan bisa segera terealisasi,” tambah Arsal.

 

Investasi Capai Rp 52,5 Triliun

Arsal juga memaparkan bahwa proyek gasifikasi batu bara ini membutuhkan investasi sekitar US$ 3,2 miliar atau setara dengan Rp 52,5 triliun.

> “Bersama PGN, kami sudah melakukan kajian dan estimasi kebutuhan investasi untuk proyek hilirisasi ini mencapai sekitar US$ 3,2 miliar,” jelasnya.

 

Dana besar tersebut akan digunakan untuk pembangunan fasilitas gasifikasi batu bara, lengkap dengan peralatan dan teknologi pendukung. Dalam skema kerja sama ini, PT Bukit Asam akan bertindak sebagai penyedia bahan baku batu bara, sementara pengelolaan proyek akan dijalankan oleh PGN bersama mitra teknologi melalui pembentukan usaha patungan (joint venture).( R01-R02-BFN)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *