banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

Menuju DME Butuh Dukungan Investasi Besar, Proyek Hilirisasi Batu Bara

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta, Beritafaktanews.id
Potensi hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) dinilai sangat besar karena Indonesia memiliki sumber daya batu bara yang melimpah. Namun, proyek ini menghadapi tantangan besar, terutama dari sisi investasi dan keekonomian.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bakhtiar menilai, kebutuhan modal proyek DME sangat besar, sementara secara ekonomi produk DME belum mampu bersaing dengan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) saat ini.

banner 325x300

“Jika diarahkan untuk menggantikan LPG, maka harga produk DME belum bisa kompetitif dibandingkan harga Elpiji hari ini,” ujarnya kepada Dunia Energi, Minggu (27/10/2025).

Bisman menegaskan, meski Indonesia kaya batu bara, namun kemampuan teknologi dan tenaga ahli masih terbatas. Menurutnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai pemain utama di sektor hulu pertambangan batu bara perlu menggandeng mitra strategis.

“Bukit Asam membutuhkan mitra, baik dari sisi investasi, teknologi, maupun tenaga ahli. Mitra juga penting untuk berbagi risiko,” jelasnya.

Pemerintah saat ini tengah serius mengembangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Pra-studi kelayakan yang dikerjakan Tim Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional telah diserahkan kepada Danantara untuk ditindaklanjuti.

Terdapat enam lokasi proyek industri DME, yakni Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, PALI, dan Banyuasin, dengan total nilai investasi mencapai Rp 164 triliun. Proyek ini diperkirakan mampu menciptakan 34.800 lapangan kerja.

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengungkapkan adanya investor asal China yang berminat menanamkan modal sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,7 triliun dalam proyek DME pengganti LPG tersebut.

Corporate Communication & Government Relations Department Head PTBA, Dinna Permana Setyani, menjelaskan bahwa perusahaan masih melakukan kajian bersama calon mitra asal China.

“Kami masih menunggu kepastian dari sisi investor dan perhitungan keekonomian proyek,” ujarnya di Bandung, Jumat (24/10/2025).

Rencananya, proyek DME akan dikembangkan di kawasan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE), Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Proyek ini sempat tertunda setelah investor asal Amerika Serikat, Air Products & Chemical Inc, memutuskan mundur.

Bisman menambahkan, proyek DME merupakan langkah strategis dalam transformasi PTBA menuju perusahaan hilirisasi yang siap menghadapi transisi energi. Namun, risiko kegagalan juga besar bila tidak ditopang kebijakan dan subsidi pemerintah.

“Proyek ini ideal jika ada investor besar yang serius menjadi mitra serta dukungan kebijakan dan subsidi dari pemerintah, baik di tahap awal maupun saat penetapan harga jual,” pungkasnya.(R01-R12-BFN)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *