Beritafaktanews.id,Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) akan menjadi prioritas karena berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor liquefied petroleum gas (LPG).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ahmad Erani Yustika, mengatakan kebutuhan substitusi LPG di dalam negeri sangat mendesak.
> “Kalau itu bisa dilakukan, bisa mengurangi impor LPG,” ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Proyek DME ini masuk ke dalam 18 proyek hilirisasi yang diajukan ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sejak Juli 2025. Saat ini proyek tersebut berada dalam tahap pra-Feasibility Study (Pra-FS), dengan target studi kelayakan (FS) rampung secara bertahap hingga akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan total nilai investasi dari 18 proyek hilirisasi mencapai US$ 38,63 miliar atau sekitar Rp 618 triliun.
Dari total proyek tersebut, delapan proyek hilirisasi mineral dan batu bara menjadi yang terbesar dengan nilai US$ 20,1 miliar serta potensi menyerap lebih dari 104 ribu tenaga kerja. Secara keseluruhan, 18 proyek tersebut diperkirakan mampu menciptakan 276 ribu lapangan kerja langsung maupun tidak langsung. (R01-R12-BFN)
