Jakarta, Beritafaktanews.id – Anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), terus menggeber sejumlah proyek hilirisasi batu bara pada 2025.
Meski hanya mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan bukan IUPK yang diwajibkan melakukan hilirisasi sesuai UU No. 3 Tahun 2020 tentang Minerba, PTBA tetap berkomitmen mengembangkan hilirisasi. Langkah ini sekaligus mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam ketahanan energi dan kemandirian industri.
“Benar, yang diwajibkan hilirisasi adalah pemegang IUPK. Meski demikian, PTBA terus mendukung transisi energi melalui hilirisasi batu bara,” ujar Aldy Pratama Iswardi, Head of Investor Relations PTBA, Rabu (3/9/2025).
PTBA menilai hilirisasi sebagai upaya mempercepat monetisasi cadangan batu bara berkalori rendah yang nilainya relatif rendah di pasaran. Produk hilirisasi diharapkan tidak hanya menambah pendapatan perusahaan, tetapi juga memberi kontribusi pada penerimaan negara dan daerah melalui pajak maupun PNBP.
Berikut deretan proyek hilirisasi PTBA:
Dimetil Eter (DME): Proyek gasifikasi batu bara sebagai substitusi LPG, masih dalam tahap penjajakan mitra baru setelah Air Products mundur. Harga keekonomian DME masih menjadi tantangan.
Kalium Humat (BA Grow): Pupuk organik dari lignit hasil kerja sama dengan UGM, berfungsi memperbaiki tanah dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Produk ini siap dikomersialisasikan.
Synthetic Natural Gas (SNG): Proyek gas sintetis bersama PGN dengan kebutuhan investasi US$ 3,2 miliar, masih dalam tahap feasibility study dengan target FEED pada 2026.
Grafit Sintetis dan Anode Sheet: Pilot project senilai Rp 287 miliar di Tanjung Enim bersama BRIN, ditargetkan produksi 200 ton grafit sintetis dan 41,5 ton anoda sheet per bulan.
Metanol: Proyek gasifikasi senilai US$ 2,3 miliar dengan kebutuhan batu bara 4,7–6,3 juta ton per tahun. Masih dalam tahap studi kelayakan.
PTBA memastikan cadangan batu bara mereka masih aman untuk ditambang hingga 75–100 tahun ke depan, dengan total cadangan mencapai 2,98 miliar ton. Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi 50 juta ton, naik dari realisasi 2024 sebesar 43,3 juta ton. (R01-R12-BFN)












