Palembang, Beritafaktanews.id – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor baru untuk menggarap proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), pasca mundurnya Air Products & Chemical Inc (APCI) dari proyek tersebut.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, mengatakan pembicaraan dengan calon investor telah dilakukan beberapa kali, meski hingga kini belum mencapai kesepakatan final.
“Belum sih (ada investor baru). Tapi beberapa pembicaraan itu lagi proses. Nanti kalau sudah mulai agak deal, baru kami sampaikan,” ujar Turino usai menghadiri agenda Hipmi-Danantara, Senin (20/10/2025).
Turino menambahkan, perusahaan asal China menjadi salah satu pihak yang paling potensial untuk bergabung dalam proyek DME ini. Alasannya, perusahaan-perusahaan dari Negeri Tirai Bambu telah memiliki pengalaman panjang dalam mengonversi batu bara menjadi gas maupun produk turunannya.
“Dari Cina. Mereka sudah jalan serius 20-an tahun lebih. Jadi teknologinya sudah berkembang dan mereka masih membesarkan kapasitas,” tuturnya.
PT Bukit Asam diketahui telah mengamankan cadangan batu bara sebesar 800 juta ton yang disiapkan untuk proyek DME dan berbagai program hilirisasi lainnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengungkapkan adanya satu perusahaan swasta nasional yang dinilai siap menggarap proyek gasifikasi batu bara menjadi DME, bekerja sama dengan mitra asal China.
Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan pihaknya telah menerima sejumlah proposal pengembangan DME dari berbagai perusahaan, dan salah satunya dinilai paling logis untuk segera direalisasikan.
“Tingkat pengembalian internal (IRR) dari perusahaan itu sudah di atas 15%. Artinya negara tidak chip in atau tidak menginvestasikan sesuatu, dan perusahaan itu akan jalan,” ujar Tri dalam acara Energi dan Mineral Festival, Jumat (1/8/2025).
Dengan adanya minat investor baru ini, harapan untuk melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME kembali terbuka, setelah sebelumnya proyek tersebut sempat tertunda akibat mundurnya mitra utama dari Amerika Serikat. (R01-R12-BFN)












