Sawahlunto, Beritafaktanews.id – Berita Faktanews// PT Bukit Asam (PTBA) memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, melalui penyerahan 3.500 batang bibit cabai kepada Kelompok Tani Jaya di Kecamatan Barangin.
General Manager PTBA Unit Pertambangan Ombilin, Yulfaizon, mengatakan program ini merupakan bagian dari sinergi perusahaan dengan pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan sektor pertanian hortikultura di kawasan pascatambang.
“Ini tidak hanya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tetapi juga komitmen PTBA untuk terus memberi arti bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Selain bibit cabai, PTBA juga memberikan pendampingan teknis melalui penyuluh pertanian untuk meningkatkan kapasitas petani dalam budidaya cabai yang efisien dan produktif.
Ketua Kelompok Tani Jaya, Bambang Eryadi, mengapresiasi bantuan tersebut karena sangat membantu mengurangi beban biaya produksi, terlebih setelah harga cabai berfluktuasi dan wilayah itu terdampak kemarau panjang.
“Bantuan ini datang di saat yang tepat. Selain bibit, kami juga mendapat pendampingan terkait cara pemupukan, pengendalian hama, dan perawatan tanaman cabai,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sawahlunto, Henni Purwaningsih, menyebutkan bahwa pengembangan cabai merupakan bagian dari strategi diversifikasi pertanian daerah untuk mengoptimalkan lahan tadah hujan dan wilayah perbukitan.
“Cabai menjadi pilihan strategis karena bernilai ekonomi tinggi. Dukungan PTBA memperkuat upaya kita dalam menjaga produktivitas pangan lokal,” ujarnya.
Henni menjelaskan, penyuluh pertanian berperan dalam memberikan edukasi mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan pascapanen serta mendorong kelompok tani untuk meningkatkan akses pasar. Ia juga memaparkan bahwa produksi cabai di Sumatera Barat sempat turun 7,3 persen pada triwulan II 2025 akibat musim kering yang berlangsung sejak April hingga Agustus.
Namun, pada awal triwulan III curah hujan yang kembali meningkat diperkirakan mendorong pemulihan produksi sebesar 10–12 persen, termasuk di daerah penghasil seperti Sawahlunto dan Tanah Datar.
Kondisi cuaca itu berdampak pada fluktuasi harga. Harga cabai merah di Sumbar tercatat naik 54,50 persen (month to month) pada September 2025 dan menjadi penyumbang utama inflasi provinsi sebesar 4,22 persen.
“Dengan masuknya musim hujan dan dimulainya kembali aktivitas tanam, pemanfaatan pupuk dan bibit subsidi bisa optimal sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),” kata Henni.
Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, mengapresiasi sinergi antara PTBA dan kelompok tani yang dinilai memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat seperti ini adalah model pembangunan yang kita dorong. Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga kemandirian ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Riyanda menambahkan bahwa langkah tersebut sejalan dengan visi Astacita Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan kemandirian pangan serta penguatan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal sebagai prioritas pembangunan nasional. Pemkot Sawahlunto juga memperkuat pelatihan, pendampingan wirausaha tani, dan integrasi akses pasar hasil hortikultura.
“Dengan pengawasan berkelanjutan dan dukungan lintas sektor, Sawahlunto diharapkan menjadi model kota pascatambang yang produktif dan tangguh, di mana industri dan masyarakat tumbuh bersama dalam harmoni sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tutup Riyanda. (R01-R12-BFN)












