banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

Banjir Bandang Nagan Raya Hancurkan Permukiman: Dua Rumah Wartawan SWI Hilang Terseret Arus.

banner 120x600
banner 468x60

MEULABOH, Berita Faktanews—
Banjir bandang dahsyat yang melanda Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, sejak Rabu (26/11/2025), meninggalkan kerusakan masif dan duka mendalam bagi ribuan warga. Banjir yang dipicu hujan berintensitas tinggi tersebut merusak akses jalan, memutus aliran listrik, melumpuhkan jaringan komunikasi, serta menghanyutkan puluhan rumah warga. Dua di antaranya merupakan rumah milik wartawan yang tergabung dalam Sekber Wartawan Indonesia (SWI).

Peristiwa hidrometeorologi ekstrem itu terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan perbukitan Beutong Ateuh secara terus-menerus. Debit air sungai meningkat tajam dan meluap dalam waktu singkat, membawa material lumpur, batu, dan pepohonan hingga menyapu permukiman di sepanjang bantaran sungai.

banner 325x300

Data lapangan yang dihimpun Berita Faktanews mencatat dua rumah wartawan SWI hilang total terseret arus. Rumah pertama milik Banta Sulaiman, wartawan Gajahputihnews.com, yang ditempati bersama keluarganya: Rusli (50), Rosmania (40), dan Hayaton (20). Rumah kedua milik Samsuar, wartawan Meuligoeberita.com, yang dihuni bersama kedua orang tuanya, Basyah (49) dan Siti (40). Seluruh penghuni berhasil menyelamatkan diri, namun kini tinggal di tenda pengungsian bersama seribuan warga lainnya.

Ditemui di lokasi pengungsian, Sabtu (29/11/2025), Banta Sulaiman yang juga Wakil Ketua SWI Aceh Barat, menceritakan momen saat banjir menerjang desa mereka.
“Air datang dalam hitungan menit. Rumah kami hilang total dibawa arus. Kerugiannya bisa mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya dengan nada sedih.

Tidak hanya rumah, Banta juga kehilangan satu hektare lahan kebun yang kini berubah menjadi aliran sungai baru akibat terjangan material banjir. “Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal. Semuanya terjadi begitu cepat, tidak ada waktu menyelamatkan barang,” ujarnya.

Kerusakan parah juga terjadi pada infrastruktur. Akses jalan utama menuju sejumlah desa di Beutong Ateuh Banggalang terputus total. Sejumlah jembatan dan ruas jalan yang berada di dekat sungai tergerus hingga tidak dapat dilalui kendaraan. Kondisi ini menghambat distribusi bantuan karena relawan kesulitan menjangkau titik-titik pengungsian.

Samsuar, Humas SWI Aceh Barat yang juga menjadi korban, mengaku hanya bisa menyelamatkan diri dan keluarga saat air mulai naik. Rumah yang selama ini ditempati hilang tak bersisa.
“Kami selamat, tapi tidak ada satu pun barang yang tersisa. Kerugiannya juga mencapai ratusan juta,” katanya singkat.

Memperhatikan situasi yang semakin memprihatinkan, para korban mendesak pemerintah daerah segera melakukan pendataan menyeluruh terkait warga yang kehilangan rumah dan harta benda. Banta menegaskan banyak warga kini bertahan tanpa alas tidur, selimut, maupun perlengkapan dasar lainnya.

“Kami berharap pendataan dan bantuan dilakukan secepat mungkin. Banyak warga kehilangan segalanya. Kami butuh perhatian pemerintah daerah dan provinsi,” tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi dan pendistribusian bantuan masih terhambat cuaca buruk serta jalur menuju lokasi bencana yang tidak dapat dilalui. Relawan, TNI-Polri, dan BPBD Nagan Raya terus berupaya membuka akses serta menyalurkan bantuan darurat.

Banjir bandang ini menjadi salah satu bencana terbesar yang melanda Kabupaten Nagan Raya sepanjang tahun 2025, membawa dampak fisik, material, dan psikologis yang mendalam bagi warga Beutong Ateuh Banggalang.
(R01-R12-BFN)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *