Palembang Beritafaktanews.id –
Balaputradewa dikenal sebagai salah satu raja besar Kerajaan Sriwijaya yang membawa kejayaan besar pada abad ke-9 Masehi. Namun, sedikit yang tahu bahwa ia sebenarnya berasal dari Jawa dan merupakan keturunan campuran dua kerajaan besar: Syailendra dari Jawa dan Sriwijaya dari Sumatera.
Balaputradewa adalah putra dari Samaratungga, raja dari Dinasti Syailendra yang menguasai Mataram Kuno di Jawa. Sementara ibunya, Dewi Tara, adalah putri dari raja Sriwijaya, menjadikan Balaputradewa sebagai cucu langsung dari dinasti kerajaan Sumatera tersebut.
Ketika ayahnya wafat, Balaputradewa tidak serta-merta naik takhta di Jawa. Ia justru terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Rakai Pikatan, bangsawan kuat dari Dinasti Sanjaya yang menikahi Pramodhawardhani, saudari tirinya. Konflik politik ini dimenangkan oleh Rakai Pikatan, sehingga Balaputradewa harus meninggalkan Jawa.
Pelariannya membawanya ke Sumatera, tempat asal ibunya. Di sanalah nasib berpihak kepadanya. Karena darah Sriwijaya yang mengalir dalam tubuhnya, Balaputradewa diterima sebagai pewaris sah takhta Sriwijaya. Ia pun diangkat sebagai Maharaja Sriwijaya, dan kepemimpinannya kemudian diabadikan dalam Prasasti Nalanda di India.
Sebagai raja, Balaputradewa memperkuat posisi Sriwijaya sebagai pusat perdagangan maritim dan agama Buddha di Asia Tenggara. Ia menjalin hubungan diplomatik dengan India, Tiongkok, dan negeri-negeri tetangga, serta mendukung pembangunan vihara dan pusat pembelajaran agama Buddha.
Balaputradewa menjadi simbol kebangkitan Sriwijaya. Ia bukan hanya pangeran yang terusir dari tanah kelahirannya, tapi juga pemimpin visioner yang mengantarkan Sriwijaya mencapai masa keemasannya.
(Red- R12-BFN)
