Jakarta, Beritafaktanews.id – Emiten tambang milik negara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan penurunan laba bersih hingga 59% year on year (yoy) menjadi Rp833 miliar pada semester I-2025. Penurunan tersebut dipicu merosotnya harga batu bara serta meningkatnya stripping ratio.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA, Una Lindasari, menjelaskan bahwa harga batu bara mengalami penurunan drastis sepanjang semester I-2025. Kondisi ini diperberat dengan terbitnya Kepmen ESDM No. 72/2025 dan Kepmen ESDM No. 268/2025 yang membatasi penjualan hanya pada batubara sesuai Harga Patokan Batubara (HPB).
Meski laba menyusut, kinerja operasional PTBA justru mencatat pertumbuhan. Produksi batu bara naik 16% yoy menjadi 21,73 juta ton. Penjualan meningkat 8% yoy menjadi 21,62 juta ton, sementara volume pengangkutan lewat PT KAI naik 9% yoy menjadi 19,28 juta ton. Stripping ratio juga naik dari 5,9 pada tahun lalu menjadi 6,17.
Pendapatan PTBA pada paruh pertama 2025 masih tumbuh 4% yoy menjadi Rp20,45 triliun. Namun, harga jual rata-rata batu bara turun 4% yoy menjadi Rp930.000 per ton. Sementara itu, biaya produksi meningkat 3% yoy akibat kenaikan royalti, harga bahan bakar B40, serta tarif angkutan PT KAI yang naik 4% tiap tahun sesuai kontrak.
Untuk menjaga kinerja, PTBA kini gencar melakukan efisiensi, mulai dari negosiasi kontrak dengan penyedia jasa tambang hingga pembahasan ulang tarif bersama PT KAI.
“Dari sisi internal, kami juga berusaha menahan beberapa biaya agar efisiensi bisa tercapai. Tim di lapangan pun mengoptimalkan proses penambangan,” ungkap Una dalam Pubex Live 2025, Kamis (11/9/2025).
(R01-R12-BFN)












