banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

22 Hari Pascabanjir, Ribuan Pengungsi di Lhokseumawe dan Aceh Utara Masih Membutuhkan Bantuan

banner 120x600
banner 468x60

Lhokseumawe,

Memasuki hari ke-22 pascabanjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, kondisi masyarakat terdampak di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara masih memprihatinkan. Meski air telah surut, ribuan warga hingga kini masih bertahan di pengungsian dan membutuhkan bantuan lanjutan, terutama untuk kebutuhan ibadah, sandang, pangan, papan, dan kesehatan.

banner 325x300

Berdasarkan data sementara di lapangan, ribuan lebih jiwa masih berada di sejumlah titik pengungsian di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia menjadi yang paling terdampak dalam situasi ini.

Pakaian anak-anak pengungsi banyak yang sudah lusuh dan tidak layak pakai. Selain itu, keterbatasan makanan bergizi, termasuk susu dan makanan tambahan anak, masih menjadi persoalan serius di pengungsian.

Kordinator relawan Seusama (Seuramoe Syedara Lhokseumawe) Abun Yan menyampaikan bahwa kebutuhan dasar warga, khususnya anak-anak, masih belum terpenuhi secara optimal.

“Di lapangan kami melihat langsung kondisi anak-anak yang masih kekurangan pakaian layak dan makanan bergizi. Mereka makan apa yang tersedia, padahal kebutuhan gizi anak sangat berbeda dengan orang dewasa,” ujar Abu Yan Kordinator relawan Seusama, Kamis (18/12/25).

Seusama telah menyalurkan bantuan kemanusiaan dalam dua tahapan. Tahap I dilaksanakan pada Kamis (4/12/2025) dengan fokus pada penyaluran bantuan pangan darurat kepada warga terdampak banjir. Selanjutnya, Tahap II kembali disalurkan pada Sabtu (13/12/2025) berupa bantuan lanjutan seperti beras, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya. Total nilai bantuan yang disalurkan Seusama mencapai sekitar Rp 260 juta atau setara dengan 12 ton beras, dan bahan pokok lainya yang didistribusikan ke sejumlah gampong di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.

Menurut Abu Yan relawan Seusama, kondisi psikologis anak-anak juga perlu mendapat perhatian. Lingkungan yang berubah drastis akibat banjir berdampak besar pada rasa aman mereka.

“Rumah yang dulu menjadi tempat bermain dan belajar kini berubah menjadi tenda. Halaman yang dulu hijau sekarang tertutup lumpur. Ini meninggalkan trauma dan ketakutan bagi anak-anak,” tambahnya.

Sementara itu, seorang relawan kesehatan yang terlibat dalam pelayanan pascabanjir mengatakan bahwa mulai terjadi peningkatan keluhan penyakit, seperti infeksi kulit, diare, dan gangguan pernapasan, terutama pada anak-anak dan lansia.

Hingga kini, sebagian warga masih tinggal di tenda-tenda darurat karena rumah mereka rusak berat dan belum layak huni. Para relawan berharap perhatian dan bantuan kemanusiaan tidak berhenti pada masa tanggap darurat saja, tetapi berlanjut hingga tahap pemulihan.

Relawan Seusama juga mengajak semua pihak untuk terus bergotong royong membantu masyarakat terdampak.

“Bantuan yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan sangat dibutuhkan agar masyarakat Aceh, khususnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara, bisa bangkit dan menata kembali kehidupan mereka,” tutup Abu Yan.(HS/WlS)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *