Jakarta, Beritafaktanews.id – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong dua BUMN besar, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), untuk terlibat aktif dalam proyek hilirisasi batu bara dalam negeri.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, mengungkapkan bahwa PTBA diarahkan untuk mengembangkan proyek produksi dimethyl ether (DME), yang merupakan alternatif pengganti liquefied petroleum gas (LPG). Selain itu, PTBA juga didorong untuk mengolah batu bara menjadi gas sintetis (coal to synthetic natural gas).
“PTBA kita dorong karena memiliki cadangan batu bara yang besar, sedangkan PGN berperan penting dalam distribusi dan komersialisasi gas,” ujarnya dalam Mining Zone Special Dialogue yang disiarkan CNBC Indonesia, Senin (14/7/2025).
Todotua menjelaskan, gas sintetis atau syngas hasil hilirisasi batu bara dapat digunakan sebagai bahan baku industri listrik maupun industri petrokimia. Ia menyebut bahwa dua produk petrokimia utama yang bisa dihasilkan dari syngas adalah amonia dan metanol.
“Kedua produk ini masih diimpor dalam jumlah signifikan. Dengan mengolah syngas, kita bisa memproduksi sendiri amonia dan metanol sebagai bahan baku petrokimia,” katanya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa proyek-proyek hilirisasi ini telah melewati tahap konseptual dan kini memasuki fase persiapan komersialisasi.
“Investasinya sudah mulai masuk, teknologi pendukung serta pembiayaan juga mulai tersedia. Bahkan, ada yang sudah sampai tahap proof of concept dan siap dieksekusi secara komersial,” pungkasnya. (Red)