banner 728x250 banner 728x250

“Sering Lupa Bukan Berarti Pikun: Otak Kita Hanya Terlalu Sibuk”

“Sering Lupa Bukan Berarti Pikun: Otak Kita Hanya Terlalu Sibuk”

Nasional, 13 Juli 2025 – Pernahkah Anda mengalami lupa nama orang yang baru dikenalkan beberapa menit lalu? Atau lupa alasan membuka ponsel, tapi malah berakhir scrolling selama satu jam? Jika iya, Anda tidak sendiri. Fenomena ini semakin sering terjadi di tengah ritme hidup yang serba cepat dan banjir informasi digital.

Menurut berbagai studi kognitif, otak manusia saat ini menerima lebih dari 74 gigabyte informasi per hari – setara dengan menonton 16 film penuh. Informasi tersebut berasal dari media sosial, notifikasi, percakapan, hingga berita yang datang terus-menerus tanpa henti.

Sayangnya, banyak orang keliru menilai kondisi ini sebagai tanda awal pikun atau menurunnya daya ingat. Padahal, dalam banyak kasus, otak tidak sedang melemah—melainkan kewalahan. Sistem kerja otak seperti filter spam: ketika terlalu banyak input yang tidak terstruktur, otak justru membuang informasi penting yang seharusnya disimpan.

Berikut lima penyebab umum mengapa kita sering merasa lupa, bukan karena pikun, melainkan karena kebiasaan yang membuat otak kelelahan:

1. Multitasking Berlebihan
Otak tidak dirancang untuk mengerjakan banyak tugas berat sekaligus. Perpindahan antar-tugas terus-menerus membuat informasi hanya diproses setengah jalan, sehingga mudah dilupakan.

2. Paparan Informasi Instan
Konten digital cepat seperti TikTok atau story Instagram mengajarkan otak untuk berpikir dalam potongan singkat, bukan menyimpan informasi jangka panjang.

3. Kurang Tidur yang Dianggap Sepele
Tidur berkualitas adalah waktu penting bagi otak untuk memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke jangka panjang. Kurang tidur sama dengan kapasitas ingatan yang berantakan.

4. Minimnya Latihan Fokus
Kebiasaan mengecek ponsel setiap beberapa menit membuat konsentrasi terganggu dan informasi tidak terserap utuh sejak awal.

5. Tidak Punya Sistem Pencatatan
Mengandalkan otak sebagai ‘penyimpanan utama’ tanpa mencatat membuat beban kerja mental meningkat. Mencatat poin penting membantu meringankan beban memori.

“Lupa bukan tanda kelemahan. Itu adalah sinyal tubuh untuk memperlambat ritme dan mulai menciptakan sistem yang lebih sehat untuk mengelola informasi,” ujar seorang pakar neuropsikologi dalam keterangan tertulis.

Dengan menyadari penyebab-penyebab umum ini, kita dapat mulai membentuk kebiasaan baru yang membantu otak bekerja lebih efisien: tidur cukup, kurangi distraksi,

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *