Jakarta Beritafaktanews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menunjukkan ketegasannya dalam memberantas korupsi. Dalam penggeledahan yang dilakukan di rumah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatera Utara nonaktif, Topan Ginting, tim penyidik menemukan uang tunai dalam jumlah fantastis serta dua senjata api lengkap dengan amunisi.
Penggeledahan ini terkait dengan penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Mandailing Natal, Sumatera Utara.
“Dalam penggeledahan tersebut, tim mengamankan sejumlah uang senilai sekitar Rp 2,8 miliar dan juga mengamankan dua senjata api, yang tentu nanti akan dikoordinasikan oleh KPK dengan pihak kepolisian,” ungkap Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/7).
Berdasarkan video dokumentasi yang beredar, tampak gepokan uang pecahan Rp 100 ribu tersusun rapi di atas meja. Selain itu, sebuah brankas juga dibuka dan berisi tumpukan uang tunai.
Tak hanya itu, KPK juga menemukan satu pistol jenis Baretta beserta tujuh butir amunisi. Satu senapan angin lengkap dengan dua paket amunisi air gun juga ditemukan tersimpan di dalam tas khusus.
“Untuk jenisnya, yang pertama pistol Baretta dengan amunisi tujuh butir, dan yang kedua senapan angin dengan jumlah amunisi air gun sebanyak dua pax,” jelas Budi.
KPK memastikan bahwa kepemilikan senjata api tersebut akan ditelusuri lebih lanjut untuk mengetahui apakah memiliki izin resmi atau tidak. Jika terbukti ilegal, Topan Ginting bisa dijerat dengan pelanggaran Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang mengatur tentang kepemilikan senjata api tanpa izin.
Sementara itu, uang tunai sebesar Rp 2,8 miliar yang ditemukan diduga kuat merupakan bagian dari hasil tindak pidana korupsi yang sedang disidik oleh KPK.
“Ditemukan uang cash sejumlah 28 pak dengan nilai total Rp 2,8 miliar,” tambahnya.
Kasus dugaan korupsi ini menambah daftar panjang proyek infrastruktur yang sarat akan praktik penyimpangan anggaran. KPK terus melakukan pendalaman terhadap aliran dana dan pihak-pihak yang diduga turut terlibat dalam skandal tersebut. (Red)