banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

“15 Kilometer Derita: Jalan Kubangan Kerbau di Empat Lawang Ancam Masa Depan Anak Sekolah”

banner 120x600
banner 468x60

EMPAT LAWANG, Sumatera Selatan Berita Faktanews// – Di balik senyum sumringah para petani di Desa Sugi Waras, Desa Tanjung Kupang Baru, dan Desa Pajar Bakti, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, tersimpan tangis pilu yang sulit dibendung. Jalan sepanjang 15 kilometer yang menjadi urat nadi perekonomian dan pendidikan kini berubah menjadi kubangan kerbau, mengancam keselamatan warga dan masa depan anak-anak sekolah.

Kondisi ini semakin mengenaskan setelah musim hujan tiba. Lubang-lubang besar dan dalam bak sawah siap tanam memaksa pelajar SMP dan SLTA menembus lumpur, genangan air, serta risiko kecelakaan setiap hari hanya untuk sampai ke sekolah di Pasar Tebing Tinggi.

banner 325x300

“Kami masyarakat di tiga desa ini hanya bisa menaruh perasaan antara senyum di antara tangis,” ungkap seorang warga lirih. “Senyum karena hasil cocok tanam memuaskan, tapi tangisnya karena jalan menuju Pasar Tebing Tinggi seperti kubangan kerbau.”

Jeritan ini sudah terlalu lama dibiarkan. Selain menghambat perputaran ekonomi, kerusakan jalan ini menggerus semangat belajar anak-anak dan memperbesar potensi kecelakaan di jalur vital tersebut.

“Tolonglah Bapak/Ibu, bagaimana seandainya Bapak/Ibu yang tinggal di tiga desa ini dan mempunyai anak sekolah SMP atau SLTA, tetapi harus melewati jalan rusak sepanjang 15 kilometer setiap hari?” kata seorang ibu dengan nada putus asa.

Kritik Pedas Pimpinan Redaksi Berita Faktanews

Pimpinan Redaksi Berita Faktanews, Darwis Akbar, SH, turut angkat bicara atas kondisi memprihatinkan tersebut. Ia menilai kerusakan jalan ini merupakan bentuk nyata dari kelalaian pemerintah daerah dalam menjalankan tanggung jawab dasar terhadap masyarakatnya.

“Ini bukan sekadar soal infrastruktur rusak. Ini tentang empati, tanggung jawab, dan hadirnya negara di tengah rakyatnya,” tegas Darwis.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Kabupaten Empat Lawang tidak boleh terus membiarkan warga di tiga desa itu bertarung dengan lumpur setiap hari.

“Anak-anak itu adalah aset bangsa. Jika jalan saja tidak mampu diperbaiki, bagaimana kita bisa bicara tentang masa depan generasi? Pemerintah harus turun tangan segera, bukan nanti, bukan menunggu korban.”

Darwis juga menyoroti pentingnya transparansi anggaran dan prioritas pembangunan. Menurutnya, kerusakan jalan sepanjang ini tidak mungkin terjadi jika pengawasan dan penggunaan anggaran dilakukan secara bertanggung jawab.

“Sebagai media, kami berkewajiban menyuarakan keluhan rakyat. Pemerintah harus mendengar, bukan hanya diam dan berharap masalah hilang sendiri.”

Harapan Terakhir dari Tiga Desa

Masyarakat berharap keluhan mereka tidak lagi hanya menjadi berita sesaat, tetapi menjadi pangkal perubahan nyata. Jalan yang tak layak ini harus segera diperbaiki sebelum merenggut lebih banyak air mata dan harapan.

“Jangan biarkan senyum petani kami tertutup oleh tangis anak-anak yang berjuang demi masa depan,” ucap warga penuh harap. (R01-R12-BFN)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *